Sambutlah ‘si CINTA’
Saat malam mulai
larut
Suasanapun
semakin senyap
Aku terbujur
dalam kekakuan
Karena hati
terpasung dalam kesepian
Kesedihan dengan kesendirian
Seakan
menggugurkan sejuta harapan
Sepinya malam
berlalu sudah
Pagi datang
mengawali hari baru
Aku terbangun
dari panjangnya malam
Perlahan aku
bergerak,
Berdiri dan
kubuka jendela
Tersiratlah
cahaya mentari pagi
Menyinari……
Menghempaskan
semua khayalan kepahitan
Memang, Aku
harus tetap tegar berdiri
Songsong hari
yang baru
Sambut dengan
sesuatu yang indah
Wujudkan misteri
cita dan cinta
Sambutlah ‘si
CINTA’ yang cantik
Berikan dia
senyum
Warnailah
hari-hari dengan cinta
Kebenderangan
Kala malam
semakin larut
Aku terpaku di
dalam kesunyian
Terdiam menatap
ilusi kesendirian
Diriku seakan
terbiar dalam kehampaan
Kebekuan jiwa
menjelma
Kedinginan
nurani selalu menemani
Aku merindu
tentang kehangatan
Aku bermimpi
tentang keindahan
Saat tirai
kegalauan mulai tersibak
Fatamorgana
menjauh dari realita
Hingga
tersingkaplah kebenderangan
Makna kedamaian
yang hakiki
Arti Cinta
Di dalam
kedinginan jiwaku
Kau hadir
mendekap erat kalbuku
Dalam
kesendirian nuraniku
Kau temani aku
dengan kemesraan
Dalam kegalauan
jiwaku
Kau hadir untuk
menghiburku
Dalam kesepian
malamku
Kau hadir dalam
indahnya mimpiku
Tiada yang
kupikirkan selama ini
Kecuali aku
merasa berarti bersamamu
Bersama irama
kerinduan
Kangen khan
slalu menyelimuti hatiku
Tak ada sesuatu
terindah untuku
Karena kau
segala-galanya bagiku
Arti perasaan
Dikala aku
merindu
Ingin kutulis
sejuta syair indah
Ingin rasanya
aku berkisah
Tentang semua
kekangenanku
Di saat ini
seolah aku sulit mencari
Dermaga yang
berairkan tinta emas
Dan pena antik
untuk mengukirnya
Aku takut
terdampar di pulau sana
Yang penuh
dengan ketidakpastian
Paradigma ?!!!
Hari demi hari
terus berjalan
Pergantian
waktupun tidak dapat dielakan
Perubahan adalah
sebuah realitas yang harus dihadapi
Sebagai
konsekwensi logis atas akhir dari setiap langkah
Paradigma hidup
merupakan acuan dalam melangkah
Sebagai
barometer dalam menjalani hidup
Menuju sebuah
wujud misteri
‘Cita-cita’
Perenungkan
kembali tentang Paradigma hidup
Tentang
cita-cita yang tergantung di angkasa
Katakanlah kamu
bisa untuk meraihnya
Kamu bisa untuk
menjalaninya
Gapailah
semuanya
‘Sungguh
beruntunglah orang yang slalu mensucikan diri
(Kembali kepada
fitrah dan kesucian )’
‘Selamat Ulang
Tahun ’
Success for You
©
Kujelang….
Pagi yang indah
kujelang kembali
Menghempaskan
mimpi meraih bergantinya hari
Di ufuk timur
tersirat cahaya kedamaian
Membangkitkan
semangat menghangatkan perasaan
Hembusan angin
menemaniku berjalan
Mengiringi
langkah berpadu dalam kepastian
Gemersik
dedaunan bak irama kehidupan
Selalu setia
menyanyikan lagu kemenangan
Dalam menggapai
makna cita dan cinta
Dalam mewujudkan
makna hidup yang sesungguhnya
Biarkan
pergantian hari terus berjalan
Karena setiap
saat akan selalu kujelang
Bingkai kehidupan
Masa demi masa
berlalu sudah
Kemana kaki jalan
melangkah
Liku-liku
kehidupan mengukir sejarah
Kini saatnya
berpotret diri
Berbenah dari
segala keburukan
Meningkatkan
semua kebaikan
Ramadhan
sebentar khan tiba
Kini saatnya tuk
membuka pintu hati
Memaafkan semua
kehilafan
Mari kita sambut
dengan gembira
Dengan
memperbanyak ibadah
Tuk menggapai
tingkatan taqwa
Derajat
tertinggi disisi khalik
Semoga Allah
selalu membimbing kita
Dan nanti
memasukkan kita dalam surga-Nya
Amiin
Puisi angin
Di kesepian malam aku sendiri
Termenung dibawah cahaya rembulan
Pucuk-pucuk daun meliuk indah
Mengikuti irama angin perlahan
Angin…., Aku hargai kau menghiburku
Memang tidak ingin aku berlama-lama
Larut dengan gelapnya malam
Terombang-ambing oleh kelamnya awan
Angin…., Tolong katakan pada bintangku
Aku rindu dan berharap dia hadir disini
Dengan segala ketulusan cintanya
Ingin aku mengajaknya bernyanyi
Menari, berdansa berdua
Angin…, katakanlah padanya
Aku perlu belaian sejuta kasihnya
Ingin aku menikmati indahnya malam ini
Dengan kehangatan peluk mesranya
Angin…, untuk yang terakhir
Katakanlah padanya
Aku benci dengan kesendirian ini
Kesendirian
Di kesepian malam aku sendiri
Fikiran menerawang menjelajah angkasa
Ingin rasanya kubuka semua tabir gelap
Sehingga bisa kunikmati indahnya rembulan
Beserta gemerlapnya selaksa bintang
Semilir angin berhembus perlahan-lahan
Seolah tak ingin mengusikku dari lamunan
Pucuk-pucuk daun menari penuh kemesraan
Seakan tiada bosan untuk selalu menghibur
Semua gundah dan keresahan hatiku
Ketika malam semakin larut
Aku sadari akan kesenmdirianku
Semuanya memang penuh ketidakpastian
Kecuali…. Bisa kunikmati sisa hidup ini
Dengan cinta dan kasih sayang
Dimana semuanya serba tulus
Dimana semuanya serba ikhlas
Dimana semuanya penuh kerelaan
Tanpa pamrih dan pengharapan
Kepastain
Ketika kupaksa mata ini terpejam
Justru hati terus cerita
Bicara tentang kesepian malam
Tentang matahari yang telah tenggelam
Kesepian adalah pengharapan kasih
Sedang tenggelam adalah masa lalu
Saat akhir tidak berarti kebahagiaan
Perasaan menjadi terlukakan
Khan kucari mutiara ketulusan
Kristal mujarab penawar kepedihan
Sungguh, hanya sang dewi yang memiliki
Sebelum fajar di ufuk timur menjelang
Kupastikan sang dewi adalah penentuan
Kesembuhan atas sayatan luka-luka ini
Cinta
Ketika aku datang
Di dunia pewayangan cinta
Cuma satu yang aku bawa
Perasaan kasih di dalam dada
Yang bisa merubah satu wacana
Menjadi cerita panjang
Yang berbelit susah mengambarkannya
Tak ada alasan lain tentang cinta
Karena hanya satu yaitu kasih
Kecuali hanya mengada-ada
Kalau ada aku tak percaya
Alasan itu dipaksakan
Dan akan aku katakan
Sungguh malang
nasib mereka
Karena tak beda dengan si penjaja
Cinta adalah rindu
Yang datang dari dalam kalbu
Bisa membawa tentram
Dalam merih kedamaian hidup
Kangen
Dalam remang
cahaya lilin
Sekilas nampak
kilauan kasih
Memedarkan arti
kekelabuan hati
Sesaat seolah
redup
Membisakan
harapan cinta dan kerinduan
Dalam dada
menyesak arti ketidakpastian
Sesekali ingin
semua cita teraih
Namun, tak dapat
menembus batas ruang
Yang semakin
menjauh
Dikala sekelebat
kilat menyala
Cahayanya
menyilaukan mata
Bukan terang
yang kuraih
Namun kegelapan
setelahnya
Hamparan bunga
cinta menjadi merana
Kedinginan,
ingin ada yang memetiknya
Dipandang
ditaruh dalam vas bunga
Walau nantinya
layu
Namun hidupnya
menjadi berarti
Menikmati semua
tujuan yang dicapai
PERJALANAN
Saat hujan
semakin deras
kusuri jalan
selangkah demi selangkah
Kuraba bajuku
yang sudah kuyup
serasa dingin
udara menusuk
sebentar kutoleh
kebelakang
Terlihat jelas
roda sejarah membentang
Angin kencang
Percikan hujan
Halilintar
Semuanya adalah
terpaan kehidupan
Aku berharap
reda khan tiba
Terang khan
menjelma
Menjadikan hidup
penuh makna
Puisi Jarum Dan Jerami
Seandainya kau tak membisu
Tentu dengan mudah aku meraihmu
Walau begitu,
Biarlah kuuji kesabaranku
Khan kuambil jerami ini satu-satu
Sampai aku dapat menemukanmu
Lalu kau rajut kembali kainku
Fatamorgana
Gelap malam
penuh kesunyian
Membukakan
pintu-pintu ilusi
Menyibakan
tirai-tirai kegalauan jiwa
Saat perjalanan
adalah perasaan
Hati gelisah menjadi tumpuan
Perlahan-lahan rasio menjauh
Akalpun pergi
tanpa berpesan
Saat kusadari
semuanya
Aku terbujur di
negeri khayalan
Berharap akan
fatamorgana
Senyumanmu
Aku terbayang
akan manisnya senyumanmu
Seakan hanya aku
yang menikmatinya
Namun aku hanya
bisa merindu
Akankah cintaku
terdampar disuatu pulau ?
Terbawa hanyut
bersama gelombang kasmaran
Dan berlabuh di
pantai asmara
Tetapi aku
sangat yakin
Disana kita khan
bercinta
Memadu kasih
Bercerita
tentang hari esok
Khan kubiarkan
semilir angin membelai tubuhku
Hingga aku
tertidur dalam sandaran pelukmu
Namun mengapa
suara ombak membangunkanku
Saat mimpiku
menerawang angkasa
Menjelajahi
ruang-ruang khayalan
Tuhan, mengapa
aku ini ?
Terlalu
menikmati senyuman itu
Apakah aku telah
menduakan cintaku dari-Mu
Sampai hatiku bergetar menahan rasa
Namun kini khan
kubiarkan semua berlalu
Terhempas
terbawa arus
Ke suatu negeri
nun jauh disana
SIANG YANG BERLALU
Saat mentari mulai tenggelam
Sayap malam menutup perlahan
Gelap sudah menjelang
Panasnya siang jadi terlupakan
Semua berlalu
Biarkanlah siang ini berlalu
IBU
Ibu…
Kini aku tahu
Kesabaranmu
Ketabahanmu
Kecintaanmu
Ibu…
Kini aku rindu
Masakkanmu
Senyumanmu
Belaianmu
Ibu…
Aku tak akan
lupa
Kebaikkanmu
Jasamu
Nasehatmu
Ibu…
Ternyata kau
adalah segalanya bagiku
Kuharap kasihmu
abadi selama-alamanya untukku
BUNGAKU
Bungaku…
Kala pagi atau
sore hari
Kau taburkan
aroma kasih
Membelai kalbu
selembut awan putih
Membawaku ke
alam khayalan indah
Penuh kedamaian
dan kebahagiaan
Bungaku…
Kau laksana dewi
kayangan
Selalu dipuji
setiap orang
Sunggingan
senyummu tak menjemukan
Menggoda
mengetarkan hati
Bungaku…
Setiap saat aku
nantikan
Lambaian
tanganamu mengajakku
Melepas semua
kepedihan hidup
Menyandarkan
semua kesusahan
Menuju
ketenangan bathin
Dalam menikmati
hidup ini
Perubahan
Saat rembulan
tertunduk sendu
Gema petir
menggelegar
Awan kaget ikut
bermuram
Mencucur hujan
rintik perlahan
Merubah egois
yang membatu
Menjadikan hati
penuh pengharapan
Arti Kembali
Pohon besar di
tanah gersang
Saat hujan
Menerjang
Dia jatuh dengan
terlentang
Dimakan rayap
terlapukkan
Jadikan semua
tak berdaya
Semuanya menjadi
satu
Tidak terkenali
lagi
Puisi Batu
Goresan itu
Mengukir batu
jadi saksi
Membisu
Dengan satu
kalimat
Aku cinta kamu
!!
Penilaian
Cinta
Dusun yang sepi
Dengan suami
renta yang buta
Seolah mereka
tak berdaya
Mereka hanya
berkebun
Itulah kedamaian
mereka
Kenapa orang
hanya menduga
Padahal mereka
punya cinta
Yang tak
seorangpun mampu menilainya
Terbujur
Aku terbujur
Di sebuah sudut
yang pengap
Hanya coro yang menemaniku
Dia katakan
sesuatu padaku
Orang memandang
kita hina
Tetapi …
Bisakah kita
katakan
Bahwa mereka
bijaksana
Biarkan mereka
menilai kita
karena kita
adalah kita
Kepahitan
Pisau menoreh
hatiku
Melukakan
perasaan
Menyayat
Menjadikan hidup
berubah arti
Saat takdir itu
merenggut
Kepahitan adalah
realita
Kebahagiaan jadi
impian
Akhirpun tak terelakkan
Salam perpisahan
Kini, hatiku
tergores kesedihan
Ketika terucap
salam perpisahan
Walau air mataku
tak berlinang
Bukan berarti
suatu kerelaan
Saat-saat
langkah terayun
Jarak kita-pun
semakin membentang
Akankah semuanya
jadi terkenang
Atau hanyut
terbawa gelombang
Bahkan mungkin
terkubur oleh waktu dan keadaan
Sobat, dalam
hatiku ini
Akan tetap
membekas suatu kenangan
Kau sungguh
baik, supel dan komunikatif
Siapapun
mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku,
janganlah kau biarkan
Aku terkulai
lemas dalam kehampaan
Karena rasa
kangenku yang tidak kau harapkan
Gelisah
Gelap malam
penuh kesunyian
Lamunan jauh
menerawang angkasa
Membukakan
pintu-pintu mimpi
Menyibakan
tirai-tirai kegalauan jiwa
Bias keremangan
memudarkan kasih
Memutar hati
menguak arti ilusi
Memedarkan
beribu warni cahaya
Membayang
menjauh dari arah cita
Katak merengek
ikut meresah
Menggugah hati
kala gelisah
Air hujan
menetes berduka
Membasah bumi
ikut bersedih
Gema kegundahan
kian bertalu
Gemercik air
melantun irama nan merdu
Berhembus angin
membelai lembut
Gemerisik suara
daun menghibur
Membangkit
menggugah kalbu
Meliuk menari
rumput nan ayu
Melambai
perlahan seolah mengajak
Melepas duka
menjemput cinta
Merayu bernyanyi
kerinduan
Menyongsong esok
akan kebahagiaan
Di Sisi Malam
Ketika kabut tersibak
Rembulan memancarkan sinarnya
Malam yang muram telah berlalu
Makna kegelapan menjadi tertampikan
Nur kebenaran adalah kebenderangan
Saat kepala makin merunduk
Kucium tanah bukti kehinaanku
Sebagai tanda Agungnya sang Khalik
Isak tangisan begitu lirih
Seirama kidung detak jantung
Air mata berderai tak tertahan
Mencapai kekhusukan semakin dalam
Saat dingin semakin menusuk
Disinilah aku semakin mengenal Tuhan
Aku Tak Ragu
Tuhan,
Aku yakin dengan
segala kasih-Mu
Dan aku percaya
akan semua sayang-Mu
Namun mengapa
aku ini ???
Selalu tak tahu
diri
Apakah ada
sesuatu yang mengunci hatiku ?!
Sehingga aku
lupa akan semua cinta-Mu
Tuhan,
Kau pasti selalu
mendekapku
Namun aku
tempikkan arti kehangatan-Mu
Apakah aku insan
tak tahu balas budi ?!
Kurang bersyukur
Selalu mencari
dan berharap yang lebih
Bahkan tanpa
terasa dan tak tersadari
Mungkin aku
memohon selain kepada-Mu
Tuhan,
Andaikan aku
selalu bersujud pada-Mu
Dan bersimpuh di
dalam rumah-Mu
Tentu Engkau mau
menerima tobatku
Namun aku kadang
merasa lain
Karena banyak dosa yang kulakukan
Tuhan,
Aku tahu
tangisku tak berarti bagi-Mu !!
Kini biarlah aku
merenungi semuanya
Dan akan kucari
pintu insyafku
Tapi, aku yakin
dan tak meragukan
Akan semua
ampunan-Mu, Tuhan.
Keagungan
Tuhan
Merah merona
bola api di atas cakrawala
Tanda terbitnya
sang surya di ufuk pagi
Suara burung
bernyanyi riang bergerak kian kemari
Menggugurkan
sejuta embun dari kerindangan daun
Semua itu bukti
Agungnya ciptaan Tuhan
Sebagai manusia
hendaklah bersyukur
Ketemu lagi akan
hari
Setelah sesaat
mengunci rasa
Melupakan semua
problema
Kini ditantang
perjalanan hidup
Membuktikankan
semua impian dan harapan
Kalau kita
sadar, nyata ataupun tidak
Itulah garis
takdir Tuhan
Semuanya ini
perjalanan waktu
Manusia hanya
bercita
Namun begitu,
yakinkan diri ini
Hidup ini jangan
disia-siakan
Berbagi Kasih
Kulihat daun meliuk
Disaat kejora mulai menghilang
Pagi datang begitu cepat
Sayang sungguh sayang memang !!
Juita malam menjadi penantian
Indahnya pagi di pantai pengharapan
Merupakan suatu makna keceriaan
Saat ombak menuju ke tengah
Pasti ia akan kembali lagi
Membawa buih putih arti kehidupan
Meratakan hamparan pasir yang berserakan
Di tengah laut dari kejauhan
Perahu kecil terihat menepi
Membawa seribu ikan hasil tangkapan
Dengan senyum kebahgiaan nelayan
Ketika terkatung di tengah samudra
Tidaklah sempat berfikir tentang cinta
Semuanya seakan sirna
Kini saatnya berbagi kasih
Dengan permata hati
Yang slalu menanti
Saat sosok itu
terlentang
Terkulai di
kamar yang remang
Tanpa busana
Tak kenal budaya
Aku hanya
mendengar
0 komentar:
Posting Komentar